Penyeimbang Hidup …

Penyeimbang Hidup …

Tuntutan pekerjaan seringkali membuat kita kehilangan waktu untuk keluarga, teman-teman lama, bahkan saat merenung bagi diri kita sendiri. Padahal kehidupan haruslah seimbang. Seimbang membagi waktu untuk pekerjaan, keluarga dan diri kita sendiri agar kehidupan menjadi harmonis.


Blog ini adalah tempat saya mencoba menyeimbangkan hidup, kelas tempat saya kembali belajar menulis, sanggar tempat saya kembali ke masa kecil, saat saya sangat senang membuat coretan-coretan kecil diselembar kertas usang bekas pembungkus belanjaan ibu saya …

Senin, 03 Oktober 2011

Asal Usul 12 Shio


Alkisah, Binatang-binatang di seluruh permukaan bumi diundang untuk mengikuti lomba marathon yang diselenggarakan oleh Dewa Langit. Dua belas pemenang akan mewakili satu tahun Lunar dalam kalender China. Tiga belas binatang siap bertanding. Siapakah yang akan memenangkannya?

Di suatu musim semi yang hangat, Dewa mengundang semua binatang di atas muka bumi untuk mengikuti lomba lari marathon. Akan ada 12 pemenang yang nantinya akan menjadi penjaga dan lambang suatu tahun. Pemenang pertama akan menjaga tahun yang pertama, demikian seterusnya hingga pemenang kedua belas dan kembali lagi dari awal.
Tiga belas binatang datang mendaftarkan diri. Mereka adalah : Kelinci, ayam jantan, kuda, kambing, tikus, ular, naga, babi, anjing, monyet, kerbau dan Harimau. Dewa sendiri berharap nagalah yang akan menang. Naga memang binatang favorit Dewa karena dianggap sebagai binatang pembawa keberuntungan.
Sebelum lomba dimulai, tikus berbisik kepada kucing, “ Aku tahu cara memenangkan lomba ini. Saudaraku menemukan jalan pintas dan aku punya petanya”. “Bagus, Aku akan ikut bersamamu. Jadi kita bisa memenangkan tempat pertama dan kedua”, kata kucing. Maka saat lomba dimulai, kucing dan tikus menempuh jalan yang berbeda dari peserta lain yang diyakini mereka sebagai jalan pintas.
“Menurut peta ini, dari sinilah kita mulai berbelok“, kata tikus sambil membaca petanya. “Aku tidak bisa membaca peta kalau tidak melihat jalannya dengan jelas. Rumput-rumput ini menghalangi penglihatanku. Bagaimana kalau kau menggendongku? Jadi aku bisa melihat arah yang benar”. “Baiklah”, kata kucing. Tikus segera naik ke pundak kucing. Sesuai petunjuk dari peta itu, mereka harus melewati hutan, sungai, dan bukit. Sepanjang perjalanan itu kucing bertugas menggendong tikus dan tikus sebagai penunjuk jalan.
Dari atas bukit, mereka bisa melihat garis finish di bawahnya. Kucing sudah siap berlari untuk menyelesaikan pertandingannya ketika tikus berkata, “Tunggu! Jangan terburu-buru. Kalau kita turun sekarang, Dewa pasti akan tahu kalau kita curang”. “Baiklah!”, kata kucing dengan nafas memburu. Ia lelah sekali setelah berjalan sekian jauh dan harus menggendong tikus di pundaknya. “Apa yang harus kita lakukan sekarang?”,tanya kucing, “Sebaiknya kita istirahat saja dulu di sini. Nanti jika peserta lain sudah kelihatan, kita segera berlari turun dan mendahului mereka”, kata tikus.
Mereka pun duduk dan beristirahat. Kucing yang kelelahan segera tertidur ketika angin membelainya.
Tikus mendengar suara langkah kaki di kejauhan. Tampak kerbau dengan langkahnya yang lambat tapi pasti berjalan mendekati garis finish. Tikus menoleh pada kucing yang sedang terlelap. Timbul ide licik di kepalanya.
Dewa sedang mengisap jus lemonnya ketika dilihatnya kerbau di kejauhan. Ketika Kerbau semakin dekat, ia melihat seekor binatang kecil berlari turun dari atas bukit dan melompat ke atas punggung kerbau. Kerbau berusaha menyingkirkan tikus dari tubuhnya dengan menyentakan badannya. Namun tikus bepegangan sangat kuat. Ketika garis finish tinggal beberapa langkah di depan, tikus memanjat kepala kerbau dan bergantung di hidungnya. Dengan tangkas ia melompat melewati garis finish dan memenangkan perlombaan. Dewa mengumumkan bahwa kerbau menempati tempat kedua.
Kerbau sangat kesal dengan perbuatan tikus karena ia tahu seharusnya dialah pemenangnya. Tapi ia tidak bisa menunjukkan kemarahannya di depan Budha, maka ia hanya mendengus kesal. Dewa mendesah. Meski ia tahu tikus telah berbuat curang namun ia tidak bisa mengubah keputusannya. Ia memandang tikus yang menari kegirangan dengan perasaan tidak senang.
Tikus masih menari-nari seperti kesurupan ketika harimau sampai dan memenangkan tempat ketiga, disusul kelinci di tempat keempat, naga di tempat kelima. Dewa bertanya kepada naga kenapa ia tidak datang lebih cepat, naga menjawab bahwa ada penduduk yang membutuhkan pertolongannya maka ia harus menolong mereka dulu.
Ular yang berusaha keras tidak terinjak oleh kuda memenangkan tempat keenam dan kuda di tempat ketujuh. Kambing di tempat kedelapan. Di belakangnya monyet melenggang dengan riang dan memakai topi pesta. Ia senang akhirnya sampai di finish dan berharap pesta kemenangan akan segera dimulai.
Ayam jantan yang berlari pontang-panting berkejaran dengan anjing memenangkan tempat kesepuluh dan anjing kesebelas.
Dewa dan peserta lain menunggu pemenang terakhir.
Kucing terbangun dari tidurnya. Dilihatnya tikus sudah tidak berada di sampingnya. Ia mendengar suara ribut di bawahnya. Dilihatnya 11 binatang telah berkumpul di belakang Budha dengan tikus yang memakai tropi di tempat pertama. Dengan panik kucing berlari secepat kilat menuruni bukit dan menubruk babi. Kucing terguling sementara babi melewati garis finish. “Oh maaf ya”, ujar babi kepada kucing ketika kakinya melewati garis finish. “Maafkan keterlambatanku Budha. Seharusnya saya bisa datang lebih awal, tapi tadi saya harus menghabiskan makanan penutupku dulu”.
Kucing menggeram dan segera berlari ke garis finish. “Oh kucing“, kata Dewa. “Aku sudah mendapatkan kedua belas pemenangnya. Tidak ada tempat lagi yang bisa aku berikan padamu!”, kata Dewa.
Kucing melotot pada tikus, seluruh tubuhnya menggigil menahan marah. “Aku sudah mencoba membangunkanmu”, kata tikus berbohong. “Salahmu sendiri kau tertidur pulas”, Kucing berteriak dan menerkam tikus. Tikus berlari menyelamatkan diri dari cakaran kucing. Namun kucing tidak melepaskannya begitu saja. Ia terus mengejarnya hingga kini.
Dewa menganugrahi kedua belas binatang ini sebagai penjaga tahun Lunar Cina yang sering kita sebut Shio.
Jadi sekarang kita mengerti kenapa kucing begitu marah kepada tikus dan jadi musuh bebuyutan selamanya. Kita juga kesal kan kalau ada teman yang menipu kita? (sumber : erabaru Jumat, 26 Maret 2010)
                                    

Rabu, 14 September 2011

E M P A T I

By. Andi F Noya
--------------------------------------------------------------------------------------------------------


Suatu malam, sepulang kerja, saya mampir di sebuah restoran cepat saji dikawasan Bintaro. Suasana sepi. Di luar hujan. Semua pelayan sudah berkemas. Restoran hendak tutup. Tetapi mungkin melihat wajah saya yang memelas


  karena lapar, salah seorang dari mereka memberi aba-aba untuk tetap melayani. Padahal, jika mau, bisa saja mereka menolak.

Sembari makan saya mulai mengamati kegiatan para pelayan restoran. Ada yang
menghitung uang, mengemas peralatan masak, mengepel lantai dan ada pula
yang membersihkan dan merapikan meja-meja yang berantakan.

Saya membayangkan rutinitas kehidupan mereka seperti itu dari hari ke hari.
Selama ini hal tersebut luput dari perhatian saya. Jujur saja, jika
menemani anak-anak makan di restoran cepat saji seperti ini, saya tidak
terlalu hirau akan keberadaan mereka. Seakan mereka antara ada dan tiada.
Mereka ada jika saya membutuhkan bantuan dan mereka serasa tiada jika saya
terlalu asyik menyantap makanan.

Suatu malam, sepulang kerja, saya mampir di sebuah restoran cepat saji
dikawasan Bintaro. Suasana sepi. Di luar hujan. Semua pelayan sudah berkemas.
Restoran hendak tutup. Tetapi mungkin melihat wajah saya yang memelas
karena lapar, salah seorang dari mereka memberi aba-aba untuk tetap
melayani. Padahal, jika mau, bisa saja mereka menolak.

Sembari makan saya mulai mengamati kegiatan para pelayan restoran. Ada yang
menghitung uang, mengemas peralatan masak, mengepel lantai dan ada pula
yang membersihkan dan merapikan meja-meja yang berantakan.

Saya membayangkan rutinitas kehidupan mereka seperti itu dari hari ke hari.
Selama ini hal tersebut luput dari perhatian saya. Jujur saja, jika
menemani anak-anak makan di restoran cepat saji seperti ini, saya tidak
terlalu hirau akan keberadaan mereka. Seakan mereka antara ada dan tiada.
Mereka ada jika saya membutuhkan bantuan dan mereka serasa tiada jika saya
terlalu asyik menyantap makanan.

Namun malam itu saya bisa melihat sesuatu yang selama ini seakan tak
terlihat. Saya melihat bagaimana pelayan restoran itu membersihkan
sisa-sisa makanan di atas meja. Pemandangan yang sebenarnya biasa-biasa
saja. Tetapi, mungkin karena malam itu mata hati saya yang melihat,
pemandangan tersebut menjadi istimewa.

Melihat tumpukan sisa makan di atas salah satu meja yang sedang
dibersihkan, saya bertanya-tanya dalam hati: siapa sebenarnya yang baru
saja bersantap di meja itu? Kalau dilihat dari sisa-sisa makanan yang
berserakan, tampaknya rombongan yang cukup besar. Tetapi yang menarik
perhatian saya adalah bagaimana rombongan itu meninggalkan sampah bekas makanan.

Sungguh pemandangan yang menjijikan. Tulang-tulang ayam berserakan di atas
meja. Padahal ada kotak-kotak karton yang bisa dijadikan tempat sampah.
Nasi di sana-sini. Belum lagi di bawah kolong meja juga kotor oleh tumpahan
remah-remah.
Mungkin rombongan itu membawa anak-anak.

Meja tersebut bagaikan ladang pembantaian. Tulang belulang berserakan.
Saya tidak habis pikir bagaimana mereka begitu tega meninggalkan sampah
berserakan seperti itu. Tak terpikir oleh mereka betapa sisa-sisa makanan
yang menjijikan itu harus dibersihkan oleh seseorang, walau dia seorang
pelayan sekalipun.


Sejak malam itu saya mengambil keputusan untuk membuang sendiri sisa
makanan jika bersantap di restoran semacam itu. Saya juga meminta anak-anak
melakukan hal yang sama. Awalnya tidak mudah. Sebelum ini saya juga pernah
melakukannya.

Tetapi perbuatan saya itu justru menjadi bahan tertawaan teman-teman.
Saya dibilang sok kebarat-baratan. Sok menunjukkan pernah keluar negeri.
Sebab di banyak negara, terutama di Eropa dan Amerika, sudah
jamak pelanggan membuang sendiri sisa makanan ke tong sampah.
Pelayan terbatas karena tenaga kerja mahal.

Sebenarnya tidak terlalu sulit membersihkan sisa-sisa makanan kita.
Tinggal meringkas lalu membuangnya di tempat sampah. Cuma butuh beberapa menit.
Sebuah perbuatan kecil. Tetapi jika semua orang melakukannya, artinya akan
besar sekali bagi para pelayan restoran.

Saya pernah membaca sebuah buku tentang perbuatan kecil yang punya arti
besar. Termasuk kisah seorang bapak yang mengajak anaknya untuk
membersihkan sampah di sebuah tanah kosong di kompleks rumah mereka.
Karena setiap hari warga kompleks melihat sang bapak dan anaknya membersihkan
sampah di situ, lama-lama mereka malu hati untuk membuang sampah disitu.

Belakangan seluruh warga bahkan tergerak untuk mengikuti jejak sang bapak
itu dan ujung-ujungnya lingkungan perumahan menjadi bersih dan sehat.
Padahal tidak ada satu kata pun dari bapak tersebut. Tidak ada slogan,
umbul-umbul, apalagi spanduk atau baliho. Dia hanya memberikan keteladanan.
Keteladanan kecil yang berdampak besar.

Saya juga pernah membaca cerita tentang kekuatan senyum. Jika saja setiap
orang memberi senyum kepada paling sedikit satu orang yang dijumpainya hari
itu, maka dampaknya akan luar biasa. Orang yang mendapat senyum akan merasa
bahagia. Dia lalu akan tersenyum pada orang lain yang dijumpainya.
Begitu seterusnya, sehingga senyum tadi meluas kepada banyak orang.
Padahal asal mulanya hanya dari satu orang yang tersenyum.

Terilhami oleh sebuah cerita di sebuah buku "Chicken Soup", saya kerap
membayar karcis tol bagi mobil di belakang saya. Tidak perduli siapa di
belakang. Sebab dari cerita di buku itu, orang di belakang saya pasti akan
merasa mendapat kejutan. Kejutan yang menyenangkan. Jika hari itu dia
bahagia, maka harinya yang indah akan membuat dia menyebarkan virus
kebahagiaan tersebut kepada orang-orang yang dia temui hari itu. Saya
berharap virus itu dapat menyebar ke banyak orang.


Bayangkan jika Anda memberi pujian yang tulus bagi minimal satu orang setiap
hari. Pujian itu akan memberi efek berantai ketika orang yang Anda puji merasa bahagia
dan menularkan virus kebahagiaan tersebut kepada orang-orang di sekitarnya.

Anak saya yang di SD selalu mengingatkan jika saya lupa mengucapkan kata
"terima kasih" saat petugas jalan tol memberikan karcis dan uang kembalian.
Menurut dia, kata "terima kasih" merupakan "magic words" yang akan membuat
orang lain senang. Begitu juga kata "tolong" ketika kita meminta bantuan
orang lain, misalnya pembantu rumah tangga kita.

Dulu saya sering marah jika ada angkutan umum, misalnya bus, mikrolet,
bajaj, atau angkot seenaknya menyerobot mobil saya.
Sampai suatu hari istri saya mengingatkan bahwa saya harus berempati pada
mereka. Para supir kendaraan umum itu harus berjuang untuk mengejar setoran.
"Sementara kamu kan tidak mengejar setoran?''
Nasihat itu diperoleh istri saya dari sebuah tulisan almarhum Romo Mangunwijaya.
Sejak saat itu, jika ada kendaraan umum yang menyerobot seenak udelnya,
saya segera teringat nasihat istri tersebut.

Saya membayangkan, alangkah indahnya hidup kita jika kita dapat membuat orang
lain bahagia.
Alangkah menyenangkannya jika kita bisa berempati pada perasaan orang lain.
Betapa bahagianya jika kita menyadari dengan membuang sisa makanan kita di
restoran cepat saji,
kita sudah meringankan pekerjaan pelayan restoran.

Begitu juga dengan tidak membuang karcis tol begitu saja setelah membayar,
kita sudah meringankan beban petugas kebersihan. Dengan tidak membuang
permen karet sembarangan, kita sudah menghindari orang dari perasaan kesal
karena sepatu atau celananya lengket kena permen karet.

Kita sering mengaku bangsa yang berbudaya tinggi tetapi berapa banyak di
antara kita yang ketika berada di tempat-tempat publik, ketika membuka
pintu, menahannya sebentar dan menoleh kebelakang untuk berjaga-jaga apakah
ada orang lain di belakang kita? Saya pribadi sering melihat orang yang
membuka pintu lalu melepaskannya begitu saja tanpa perduli orang di
belakangnya terbentur oleh pintu tersebut.

Jika kita mau, banyak hal kecil bisa kita lakukan. Hal yang tidak
memberatkan kita tetapi besar artinya bagi orang lain. Mulailah dari
hal-hal kecil-kecil. Mulailah dari diri Anda lebih dulu.
Mulailah sekarang juga...!!!Namun malam itu saya bisa melihat sesuatu yang selama ini seakan tak
terlihat. Saya melihat bagaimana pelayan restoran itu membersihkan
sisa-sisa makanan di atas meja. Pemandangan yang sebenarnya biasa-biasa
saja. Tetapi, mungkin karena malam itu mata hati saya yang melihat,
pemandangan tersebut menjadi istimewa.

Melihat tumpukan sisa makan di atas salah satu meja yang sedang
dibersihkan, saya bertanya-tanya dalam hati: siapa sebenarnya yang baru
saja bersantap di meja itu? Kalau dilihat dari sisa-sisa makanan yang
berserakan, tampaknya rombongan yang cukup besar. Tetapi yang menarik
perhatian saya adalah bagaimana rombongan itu meninggalkan sampah bekas makanan.

Sungguh pemandangan yang menjijikan. Tulang-tulang ayam berserakan di atas
meja. Padahal ada kotak-kotak karton yang bisa dijadikan tempat sampah.
Nasi di sana-sini. Belum lagi di bawah kolong meja juga kotor oleh tumpahan
remah-remah.
Mungkin rombongan itu membawa anak-anak.

Meja tersebut bagaikan ladang pembantaian. Tulang belulang berserakan.
Saya tidak habis pikir bagaimana mereka begitu tega meninggalkan sampah
berserakan seperti itu. Tak terpikir oleh mereka betapa sisa-sisa makanan
yang menjijikan itu harus dibersihkan oleh seseorang, walau dia seorang
pelayan sekalipun.



Sejak malam itu saya mengambil keputusan untuk membuang sendiri sisa
makanan jika bersantap di restoran semacam itu. Saya juga meminta anak-anak
melakukan hal yang sama. Awalnya tidak mudah. Sebelum ini saya juga pernah
melakukannya.

Tetapi perbuatan saya itu justru menjadi bahan tertawaan teman-teman.
Saya dibilang sok kebarat-baratan. Sok menunjukkan pernah keluar negeri.
Sebab di banyak negara, terutama di Eropa dan Amerika, sudah
jamak pelanggan membuang sendiri sisa makanan ke tong sampah.
Pelayan terbatas karena tenaga kerja mahal.

Sebenarnya tidak terlalu sulit membersihkan sisa-sisa makanan kita.
Tinggal meringkas lalu membuangnya di tempat sampah. Cuma butuh beberapa menit.
Sebuah perbuatan kecil. Tetapi jika semua orang melakukannya, artinya akan
besar sekali bagi para pelayan restoran.

Saya pernah membaca sebuah buku tentang perbuatan kecil yang punya arti
besar. Termasuk kisah seorang bapak yang mengajak anaknya untuk
membersihkan sampah di sebuah tanah kosong di kompleks rumah mereka.
Karena setiap hari warga kompleks melihat sang bapak dan anaknya membersihkan
sampah di situ, lama-lama mereka malu hati untuk membuang sampah disitu.

Belakangan seluruh warga bahkan tergerak untuk mengikuti jejak sang bapak
itu dan ujung-ujungnya lingkungan perumahan menjadi bersih dan sehat.
Padahal tidak ada satu kata pun dari bapak tersebut. Tidak ada slogan,
umbul-umbul, apalagi spanduk atau baliho. Dia hanya memberikan keteladanan.
Keteladanan kecil yang berdampak besar.

Saya juga pernah membaca cerita tentang kekuatan senyum. Jika saja setiap
orang memberi senyum kepada paling sedikit satu orang yang dijumpainya hari
itu, maka dampaknya akan luar biasa. Orang yang mendapat senyum akan merasa
bahagia. Dia lalu akan tersenyum pada orang lain yang dijumpainya.
Begitu seterusnya, sehingga senyum tadi meluas kepada banyak orang.
Padahal asal mulanya hanya dari satu orang yang tersenyum.

Terilhami oleh sebuah cerita di sebuah buku "Chicken Soup", saya kerap
membayar karcis tol bagi mobil di belakang saya. Tidak perduli siapa di
belakang. Sebab dari cerita di buku itu, orang di belakang saya pasti akan
merasa mendapat kejutan. Kejutan yang menyenangkan. Jika hari itu dia
bahagia, maka harinya yang indah akan membuat dia menyebarkan virus
kebahagiaan tersebut kepada orang-orang yang dia temui hari itu. Saya
berharap virus itu dapat menyebar ke banyak orang.


Bayangkan jika Anda memberi pujian yang tulus bagi minimal satu orang setiap
hari. Pujian itu akan memberi efek berantai ketika orang yang Anda puji merasa bahagia
dan menularkan virus kebahagiaan tersebut kepada orang-orang di sekitarnya.

Anak saya yang di SD selalu mengingatkan jika saya lupa mengucapkan kata
"terima kasih" saat petugas jalan tol memberikan karcis dan uang kembalian.
Menurut dia, kata "terima kasih" merupakan "magic words" yang akan membuat
orang lain senang. Begitu juga kata "tolong" ketika kita meminta bantuan
orang lain, misalnya pembantu rumah tangga kita.

Dulu saya sering marah jika ada angkutan umum, misalnya bus, mikrolet,
bajaj, atau angkot seenaknya menyerobot mobil saya.
Sampai suatu hari istri saya mengingatkan bahwa saya harus berempati pada
mereka. Para supir kendaraan umum itu harus berjuang untuk mengejar setoran.
"Sementara kamu kan tidak mengejar setoran?''
Nasihat itu diperoleh istri saya dari sebuah tulisan almarhum Romo Mangunwijaya.
Sejak saat itu, jika ada kendaraan umum yang menyerobot seenak udelnya,
saya segera teringat nasihat istri tersebut.

Saya membayangkan, alangkah indahnya hidup kita jika kita dapat membuat orang
lain bahagia.
Alangkah menyenangkannya jika kita bisa berempati pada perasaan orang lain.
Betapa bahagianya jika kita menyadari dengan membuang sisa makanan kita di
restoran cepat saji,
kita sudah meringankan pekerjaan pelayan restoran.

Begitu juga dengan tidak membuang karcis tol begitu saja setelah membayar,
kita sudah meringankan beban petugas kebersihan. Dengan tidak membuang
permen karet sembarangan, kita sudah menghindari orang dari perasaan kesal
karena sepatu atau celananya lengket kena permen karet.

Kita sering mengaku bangsa yang berbudaya tinggi tetapi berapa banyak di
antara kita yang ketika berada di tempat-tempat publik, ketika membuka
pintu, menahannya sebentar dan menoleh kebelakang untuk berjaga-jaga apakah
ada orang lain di belakang kita? Saya pribadi sering melihat orang yang
membuka pintu lalu melepaskannya begitu saja tanpa perduli orang di
belakangnya terbentur oleh pintu tersebut.
Jika kita mau, banyak hal kecil bisa kita lakukan. Hal yang tidak memberatkan kita tetapi besar artinya bagi orang lain. Mulailah dari hal-hal kecil-kecil. Mulailah dari diri Anda lebih dulu. Mulailah sekarang juga...!!!

Jumat, 17 Juni 2011

Pindah Kelain Hati

Hari-hari belakangan ini saya bener-bener dihinggapi perasaan jenuh. Bener-bener ada dikondisi nggak 100 persen kalo kata iklan minuman isotonik. Nggak 100 persennya saya bukan karena pekerjaan yang menumpuk atau dikejar deadline laporan, juga bukan karena situasi lingkungan kerja yang nggak kondusif, tapi karena ada desakan dari dalam yang mendorong-dorong saya untuk (kembali) “pindah ke lain hati”.

“Pindah ke lain hati” memang bukan proses yang mudah dan bisa dilakukan secara instan, harus penuh pertimbangan dan persiapan. Dipikir masak-masak apakah memang kita sungguh-sungguh menginginkan “pindah kelain hati” ?, bila jawabannya adalah,”Iya”, maka dilanjutkan dengan proses mencari sang “pelabuhan hati”. Proses mencari “pelabuhan hati” juga pasti tidaklah mudah. Setelah menemukan “pelabuhan hati”, harus menimbang apakah memang ini  “pelabuhan hati” yang tepat ? “pelabuhan hati”  yang  selama ini kita cari dan kita inginkan ? ...

Di tengah kejenuhan dan desakan-desakan untuk “pindah ke lain hati” saya teringat kalimat SUPER dari bapak MARIO TEGUH,  ada 4 Super Signs yang mengisyaratkan bahwa pekerjaan kita baik, yaitu :
1.       Anda bergembira di dalam pekerjaan itu.
2.       Anda menjadi lebih ahli dan dibutuhkan di dalam atau di luar perusahaan.
3.       Anda dibayar dengan baik dan bahkan menuju penghargaan yang tinggi.
4.       Jika Anda gagal, Anda justru menjadi lebih dikenal dan dihargai niat baiknya.
Jika tidak, tegaslah memperbaiki diri, atau pindah.

Kalimat yang sederhana, tapi mengena... jadi gimana nih, pindah ke lain hati nggak ya ? .. ^_^

Rabu, 08 Juni 2011

I am sorry, Goodbye ...

Mau tau rahasia karir sukses ? "Open Minded", ungkap psikolog Neni Indra Melani, S.Psi. Jangan langsung panik dan langsung angkat kaki bila menemukan sesuatu yang berbeda dari harapan. Atasan Anda tidak sepintar yang Anda ingin, tak sebaik yang diharapkan, tapi jangan langsung lari. "Terbukalah untuk setiap perubahan, carilah sisi positifnya di mana, dan cobalah pahami seperti apa atasan Anda. Lari hanya menutup kita dari proses belajar", saran Neni.

Memahami karakter sudah, berusaha fleksibel sudah, tetapi Anda tetap tidak merasa  klop dengan atasan Anda. Bahkan Anda mulai uring-uringan terhadap teman dan keluarga Anda. Anda sering melampiaskan kemarahan akibat stres di kantor. Itu tandanya Anda harus segera keluar dari kantor. Sudah cukup waktu yang Anda habiskan demi bos Anda yang menyebalkan.

I am sorry, Goodbye....













(Sumber : Majalah DOKTER KITA, Edisi 3-Thn IV-Maret 2009)

7 TRIK JITU TUNDUKKAN ATASAN MENYEBALKAN

Jangan biarkan karir hancur hanya karena kelakuan atasan yang menyebalkan. Ikuti kunci sukses dari psikolog Neni Indra Melani, S.Psi agar karir anda selamat !
-------------------------------------------------------------------------------
1. Atasan "Everything is My Way".
  • Tanda : Senang memberi perintah. Mereka suka memaksa bawahannya bekerja sesuai caranya. Sifat itu, menurut Neni bisa berlatar belakang adanya kekhawatiran takut dibohongi.
  • Minus : Memiliki bos tipe ini menjadikan bawahan seperti anak kecil karena selalau didikte.
  • Trik Jitu : Bila anda tak sependapat dengan versi kerjanya yang dia paksakan ke Anda, jangan ragu untuk menyampaikannya. Asal dikemukakan dengan cara yang tepat, tidak melawan, dan memilih waktu yang tepat. "Lebih baik lagi bila Anda selesaikan pekerjaan dua versi sekaligus, versi Anda dan versi bos", saran psikolog dari LPTUI itu.
2. Atasan "Cuek Bebek".
  • Tanda : Si bos sangat permisif. Ketika kita ingin meminta arahannya, selalu keluar kalimat sakti, "Semuanya terserah kamu !". Tipe atasan ini bisa jadi karena ia tidak memiliki kemampuan yang seharusnya dipunyai dalam menduduki posisi tersebut.
  • Plus : Membuat bawahan merasa dipercaya karena diberi kebebasan memutuskan sesuatu.
  • Minus : Meski dibebaskan, kita sering dibuat bingung karena tidak pernah ada arahan.
  • Trik Jitu : Dengan  "ruang bergerak" yang lebih banyak, berarti Anda memiliki kesempatan luas untuk mengembangkan kemampuan Anda. Gunakan dengan bijak. Caranya dengan selalu menginformasikan semua perkembangan pekerjaan dan meminta evaluasi darinya. Bila Anda memerlukan pengarahan dan atasan tidak bisa memberikannya, Anda bisa meminta masukan teman kerja atau atasan yang lebih tinggi dengan minta ijin dulu ke atasan Anda.
3.  Atasan "Srigala Berbulu Domba".
  • Tanda : Kesan pertamanya baik, ia selalu percaya kemampuan bawahannya. Dia juga memiliki komunikasi yang baik kebawahannya. Dibalik itu ternyata ia memiliki tujuan tertentu untuk memanfaatkan ide bawahannya dengan mengatasnamakan pekerjaannya. Bila ada masalah ia langsung menunjuk bawahannya.
  • Plus : Atasan mengakui kemampuan kita. Bos sangat mengandalkan kita. Percayalah, Anda sangat dibutuhkan.
  • Minus : Sudah menguras otak dan tenaga, ide pun dibajak. Kita yang bersusah-susah, atasan yang mendapat manisnya.
  • Trik Jitu : Menghadapi atasan manipulatif harus dengan cara manipulatif juga. sebagai bawahan, tentunya kita tetap jalankan tugas kita, tapi ingat jangan serahkan semua informasi/ide yang kita miliki. Bila ada kesempatan, Anda bisa menyampaikan ide orisinal Anda tanpa melalui atasan. Ada waktunya perusahaan melihat siapa yang lebih berpotensi.
4. Atasan "Angot-angotan" .
  • Tanda : Suasana hati atasan tipe ini sangatlah sulit ditebak. Bisa hari ini senang bukan main, tiba-tiba di lima menit berikutnya, ia bisa marah-marah kepada Anda.
  • Plus :  Bila moodynya sedang bagus, bos selaksa memenuhi kriteria atasan impian.
  • Minus : Jika keadaan hatinya sedang tidak enak, ia dengan mudah mencari kesalahan-kesalahan bawahannya sendiri. Sekecil apapun kesalahan Anda akan menjadi amarah besar.
  • Trik Jitu : Memiliki bos "moody" mengharuskan kita untuk luwes memahami dan mengikuti karakternya. Ketika moodnya terusik, ada baiknya kita menahan diri, supaya moodnya tidak terbawa-bawa terus. Bila memungkinkan, karyawan bisa menyampaikan keluh kesah mengenai moodnya itu. Tentu dengan cara yang halus berupa sindiran atau bila ada rapat evaluasi, Anda bisa menyampaikannya disitu.
5. Atasan "Genit".
  • Tanda : Dibanding rekan kerja lainnya, Anda paling sering dihujani perhatian atasan. Anehnya, bukan hanya prestasi kerja Anda yang dipujinya, cara Anda berpakaian pun tak luput dari perhatiannya. Anda sering mendapatinya main mata dan colak-colek seolah-olah tidak disengaja.
  • Plus : Dibanding rekan kerja lain, mungkin atasan merasa lebih dekat dengan Anda sehingga tak sungkan untuk bercanda.
  • Minus : Siapa yang tak risih bila atasan hanya "memperhatikan" Anda. Bisa timbul pula anggapan miring dari karyawan lain.
  • Trik Jitu : Apapun yang dilakukan sibos terhadap Anda (dalam skala wajar), tetaplah bersikap profesional. Lakukan semua yang menjadi tugas Anda seperti biasa, dan sebisa mungkin tidak menanggapi "candanya". Jika Anda sudah amat terganggu dengan sikapnya, sampaikan dalam bentuk wajar melalui sindiran ataupun lewat obrolan santai. Utarakan dengan tegas, tunjukkan bahwa Anda hanya ingin serius kerja.
6. Atasan "Serba Sempurna".
  • Tanda : Bos yang perfeksionis selalu menuntut bawahannya untuk melakukan oekerjaan sebaik yang ia inginkan. Ia menggunakan standar pribadi dalam menilai  pekerjaan.
  • Plus : Keuntungannya, Anda mendapat banyak pelajaran dan terbiasa bekerja dengan detail.
  • Minus : Meski sudah bekerja maksimal, siap-siaplah menerima kritik 'pedas' darinya karena ia selalu 'minta lebih'.
  • Trik Jitu : Ketika Anda mulai tertekan dengan standarnya, cobalah bertanya secara langsung apa yang diharapkan atasan dari pekerjaan Anda, dan itu harus jelas dulu sebelum melakukan tugas. Kenali karakter hasil pekerjaan yang diinginkan atasan Anda sebelum memulai pekerjaan Anda.
 7. Atasan "Obral Tugas"
  • Tanda : Senang membagi tugas, namun tak melakukan pengawasan sebagaimana mestinya. Meski Anda tenggelam dalam pekerjaan tapi dia tetap memberi setumpuk kerjaan lagi.
  • Plus : Setiap tugas baru selalu diserahkan kepada Anda. Itu menandakan atasan hanya mempercayai dan memandang positif kemampuan Anda.
  • Minus : Banyak tugas yang Anda emban otomatis semakin menguras energi dan waktu. Anda harus rela waktu pribadi berkurang demi pekerjaan.
  • Trik Jitu : Bila tak mampu lagi, sampaikan keberatan Anda. Tentunya dengan alasan yang tepat. Informasikan kepada atasan bahwa tugas yang Anda terima sudah terlalu banyak. Jangan merasa bersalah bila Anda memerlukan waktu untuk urusan pribadi. Keseimbangan bekerja adalah hak Anda.
Nah, seperti apa atasan Anda ? sebelum terlanjur mencapnya sebagai makhluk yang menyebalkan, lihat-lihat dahulu, apakah ia bersikap demikian dengan semua orang atau hanya pada Anda ? Kalau hanya pada Anda, mungkin Anda masalahnya. Kunci untuk dapat berhubungan baik dengan atasan adalah dengan memahami karakter atasan terlebih dahulu agar memudahkan kita masuk didalammya.

(sumber : Dokter Kita - Majalah kesehatan keluarga,Edisi 3-Thn IV-Maret 2009)





Kamis, 28 April 2011

PASAR MALAM


Selain ketemu sama hal-hal baru, sejak saya dan keluarga kecil saya pindah ke Cimahi tiga bulan yang lalu, saya juga kehilangan kebiasaan lama yang biasanya saya dan keluarga lakuin sebelum hijrah ke kota Cimahi ini, yaitu pergi ke PASAR MALAM.

Dulu waktu masih tinggal di Tangerang, sering banget kami mengunjungi PASAR MALAM apalagi kalo pas  musim liburan sekolah, wahhh...PASAR MALAM ada dimana-mana, tapi sejak tinggal di Cimahi saya belum pernah menemukannya lagi.

Di PASAR MALAM ada beragam arena hiburan, kayak KINCIR ANGIN/KOMEDI PUTAR, KOMEDI OMBAK, RUMAH HANTU, KERETA API dan RODA GILA. Favorite-nya Niken sama Hani sih KINCIR ANGIN/KOMEDI PUTAR dan semuanya dapat kita mainkan hanya dengan membayar tiket Rp. 3.500 – Rp. 4.000 sajahhhh...:):)


Selain beragam permainan di PASAR MALAM juga ada beragam barang-barang seperti pakaian, tas, sepatu, sandal aneka mainan anak-anak, aneka makanan dannnnn....semuanya murah meriahhhh... :D:D
 
SSttt...kita intip yuk sejarahnya PASAR MALAM...
Pasar malam adalah pasar yang melakukan transaksi perdagangan di malam hari. Berbagai barang dagangan atau jasa diperjualbelikan di sini. Pasar malam biasanya merupakan atraksi pariwisata penting di negara-negara sub-tropis dan tropis, ini berhubungan dengan suhu udara di malam hari yang tidak begitu dingin dibandingkan dengan wilayah beriklim dingin. Pasar malam sangat lazim terdapat di Hong Kong, Taiwan dan juga Asia Tenggara termasuk Indonesia.

Pasar malam (Hanzi: 夜市, pinyin: ye shi) sudah ada di zaman Dinasti Sui di Tiongkok kuno. Di zaman tersebut, penyelenggaraan pasar diatur secara ketat oleh kekaisaran. Pasar malam pertama tercatat di Chang'an, yang merupakan kota terbesar di zaman tersebut. Dari Chang'an, pasar malam kemudian meluas ke beberapa kota besar lainnya seperti Kaifeng, Luoyang dan Yangzhou.

Sampai pada tahun 965 di zaman Dinasti Song, kekaisaran menghapuskan larangan berdagang setelah tengah malam. Di Kaifeng muncul pasar malam yang diadakan sampai pagi hari. Pasar malam seperti ini dikenal dengan istilah pasar hantu (鬼市). Kebiasaan ini kemudian membudaya dan menyebar ke kota-kota lainnya di seluruh Tiongkok.

Mmmm..dari sedikit cerita di atas kayaknya kita tau deh, kalo PASAR MALAM di Indonesia itu kemungkinan besar dibawa oleh orang-orang dari Tiongkok yang melakukan transaksi dagang dan kemudian menetap di Indonesia pada jaman dahulu kala.

-- OK DEH...SELAMAT BERWISATA KE PASAR MALAM --

BASRENG


Sejak ikut bikin kota Bandung jadi tambah padat 3 bulan yang lalu, saya jadi punya camilan favorite baru nih, yaitu BASRENG alias Baso Goreng. Camilan murah meriah ini saya kenal lewat anak saya,Niken, waktu itu Niken pulang les sambil nyamil makanan ini, iseng-iseng saya ikut sedikit icip-icip eh nggak taunya malah keterusan...banyakan saya yang nyicip dari pada Niken  ... ^_^.

BASRENG ini terbuat dari baso yang diiris tipis-tipis terus dijemur, selesai dijemur terus kita goreng, kalo gorengannya dah garing baru kita angkat dan tiriskan, langkah terakhir baso yang udah crispy tadi kita kasih taburan cabe kering sesuai selera...mmm...yummy...

Harga BASRENG ini juga variatif, tapi tetep terjangkau sama isi kantong kita...mulai dari 500 perak sampe 19 Ribu perak. Yang harganya 500 perak sih biasanya dijual di kantin-kantin sekolah ada juga sih yang dijual keliling pake pikulan ato gerobak dorong, kalo BASRENG MA ICIH harganya bisa nyampe 19 ribuan..wah kalo BASRENG yang satu ini..rasanya bisa bikin kita tericih-icih..nagih..mau lagi(h) hehehe...

Eh tapi ada kisah haru nih dibalik BASRENG, jadi ceritanya nih saya sama temen-temen di Departemen Administrasi lagi pada ngidam kepengen makan BASRENG, gara-gara nyicip BASRENG yang dibawa sama temen-temen sales counter..pas kami lagi pada kasak-kusuk ngomong kepengen BASRENG eh kedengeran sama mang Ucup Marucup Kembang Kuncup, partman di kantor kami...saking baik hatinya, mang Ucup Marucup Kembang Kuncup istirahat kantor dibela-belain pulang ke rumahnya untuk beliin kami semua BASRENG, ditengah perjalanan balik lagi ke kantor hujan turun deras banget...alhasil sampe kantor mang Ucup Marucup Kembang Kuncup basah kuyup, gak cuma baju plus pakaiannya aja yang basah kuyup, handphone-nya pun ikut cipluk kena air hujan dan besoknya sampe beberapa hari ke depan mang Ucup kena flu deh gara-gara kehujanan. Ahhh..mang ucup marucup kembang kuncup, kamu baik sekali, semoga Allah membalas kebaikanmu (**ngikutin gayanya Niken klo bilang terima kasih**) .