“Tabungan kepercayaan, dapat
diambil sedikit-sedikit, Atau
melakukan hal bodoh, dan mengambilnya sekaligus ...
Bila tabungan kepercayaan
habis, maka tak akan ada lagi yang tersisa, kecuali penyesalan, karena mungkin
tak akan pernah ada lagi kesempatan berikutnya ...”.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Teringat obrolan dengan seorang teman di suatu senja di musim yang lalu ketika itu hujan
rintik (lho koq jadi nyanyi hehe .. ) tentang obat sakit hati,
temen satu ini emang agak ‘ngasal’
.. dan komentar-komentarnya juga ‘ngasal’
tapi nyenengin, lumayan lah buat ngilangin bosen waktu nunggu bis
^_^ . Kurang lebih gini bunyi obrolannya :
Gue
: “Eh menurut lo, kira-kira sampai berapa kali kita bisa percaya
Sama orang lain, kalo sebelumnya
kepercayaan yang kita
kasih pernah disalahgunain”.
Temen
: “Tergantung kita
maunya percaya seberapa banyak lagi…”.
Gue :
“He..he.. gitu ya ..”.
Temen : “ Hmm
..”, sambil ngangkat bahu cuek ..
Gue
: “Tapi yang namanya luka hatikan mana ada obatnya, biar
pun mungkin udah sembuh tetep
aja ada bekasnya ..”
Temen
: “Kata siapa sakit hati gak ada obatnya, ada koq..gampang
malah ..”,
Gue :
“Alah paling jawaban lo standar..Ikhlas n berbesar hati kan ?
udah kebaca deh sama gue
hehehe ..”.
Temen : “Bukan
..”. * Cuek
Gue
: “Bukan ? Terus apaan dong ? ..”,* penasaran …
Temen
: “Ngelakuin hal yang sama yang dilakuin sama orang itu
yang
bikin kita sakit hati, jadi contohnya kalo temen kita
selingkuh dan kita sakit hati,cara ngobatinnya ya dengan
menyelingkuhinya kembali ..”
Gue :
“Hahh ..?!?!? &%$#@&! …
“Wkwkwkwkwkwk…Geblek
lo !!!”
Temen :
“ Geblek is my middle name..”, dengan muka datar tanpa
ekspresi seperti biasanya.
Sulit sekali memang berharap dapat kesempatan kedua
setelah kepercayaan yang pernah diberikan pada kita, rusak. Tapi memutuskan
untuk nggak percaya lagi saat ada kesungguhan dari mereka untuk menebusnya,
sama sulitnya. Kalo situasinya udah kayak gini, semua kembali lagi ke diri
kita, kita cuma perlu ngelakuin hal yang tepat dengan pertimbangan yang matang
bukan menyandarkannya pada jumlah bilangan kesempatan yang mungkin kita berikan
semata.
Tapi di sisi yang lain, kayaknya cukup adil juga
deh kalo menghukum mereka yang pernah mengkhianati kepercayaan yang pernah
diberikan dengan tidak lagi memberikan amanah apapun (setelah melalui
pertimbangan tertentu, tentunya) pada mereka. Supaya mereka juga belajar arti
penting mengemban kepercayaan yang sudah diberikan.
Karena Kepercayaan itu mahal, Tuan…! Dan Memaafkan
bukan berarti membiarkan hal yang sama terulang kembali.
Sayangnya, mungkin tidak semua orang sadar dan
cukup bertanggung jawab dengan apa yang dipercayakan pada mereka .
So, jangan pernah mengecewakan orang yang sudah
mempercayai kamu ya…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komenin ya ? ya..? ya..?