Penyeimbang Hidup …

Penyeimbang Hidup …

Tuntutan pekerjaan seringkali membuat kita kehilangan waktu untuk keluarga, teman-teman lama, bahkan saat merenung bagi diri kita sendiri. Padahal kehidupan haruslah seimbang. Seimbang membagi waktu untuk pekerjaan, keluarga dan diri kita sendiri agar kehidupan menjadi harmonis.


Blog ini adalah tempat saya mencoba menyeimbangkan hidup, kelas tempat saya kembali belajar menulis, sanggar tempat saya kembali ke masa kecil, saat saya sangat senang membuat coretan-coretan kecil diselembar kertas usang bekas pembungkus belanjaan ibu saya …

Senin, 20 September 2010

Daijiro Kato, Norifumi Abe dan Shoya Tomizawa

"Acara menonton Moto GP malam itu (5/9/2010) menjadi acara menonton MOTO GP yang tak akan terlupakan bagi kami ...".
----------------------------------------------------------------------------------------------------

Awan duka cita menyelimuti langit Sirkuit Misano, San Marino, akhir pekan lalu. Dalam balapan Moto2, Minggu (5/9/10), terjadi kecelakaan maut, yang merenggut nyawa pembalap Jepang Shoya Tomizawa. Ketika jatuh, dia dilindas oleh dua motor (Alex de Angelis dan Scott Redding) yang persis berada di belakangnya.

Tomizawa sedang melaju dengan kecepatan tinggi sebelum tergelincir di tikungan, kemudian dihantam dari belakang oleh Alex de Angelis dan Scott Redding, yang juga terguling tetapi tidak mengalami cedera serius. Pebalap Jepang itu tewas hanya berselang lebih dari 10 menit berada di rumah sakit karena cedera parah pada kepala, dada dan perut setelah dilarikan ke rumah sakit lokal.

Berita tersebut menjadi sebuah pukulan telak bagi dunia otomotif, khususnya balap motor. Sebab, Tomizawa merupakan salah satu bintang masa depan adu kecepatan "kuda besi" ini, mengingat reputasinya yang mulai menanjak.

Tomizawa lahir di Chiba, Jepang, pada 10 Desember 1990 dan mulai ikut dan gemar balapan sejak usia 3 tahun. Pada tahun 2006, dia menjadi runner-up untuk All-Japan kelas 125cc dan prestasi serupa terjadi lagi di kelas 250cc pada musim 2008.
Dia melakukan debutnya di kelas 125cc pada tahun 2006 di Sirkuit Motegi, Italia. Waktu itu, dia tampil dengan menggunakan fasilitas wild-card. Tomizawa untuk pertama kalinya berhasil mencapai finis dalam sebuah seri balapan pada event 2007, di mana dia finis di urutan 22.

Sebelum tampil di Moto2, nama Tomizawa nyaris tak terdengar. Ini karena bakatnya tertutup oleh mesin motor tunggangannya yang tidak kompetitif pada penampilan perdananya secara penuh di kelas 250cc musim 2009. Waktu itu, dia hanya berada di posisi 17 klasemen akhir, dengan prestasi terbaik sepanjang satu musim itu adalah finis di urutan 10.

Namun saat kelas 250cc dihapus dan diganti kategori Moto2, nama pemilik nomor 48 tersebut langsung melejit. Pada seri perdana di Qatar, Tomizawa naik podium nomor satu, meskipun dia start dari urutan sembilan. Setelah itu, dia menempati pole position dan naik podium pada seri kedua di Jerez.

Setelah itu, performanya terus membaik. Pada balapan ketiga dan terakhir dengan fasilitas wild-card pada kelas 250cc di Motegi tahun 2008, Tomizawa berhasil mencapai urutan 14, yang membuat tim Technomag CIP (menggunakan mesin Honda) tertarik menggaetnya untuk musim 2009--bahkan beberapa jam sebelum kecelakaan yang merenggut nyawanya, Tomizawa telah menandatangani perpanjangan kontrak untuk 2011.
Namun, semua impian CIP bersama Tomizawa harus pupus. Sang pebalap harus lebih cepat "meninggalkan dunia" akibat kecelakaan di Misano tersebut. Ini pula yang membuat wakil presiden Honda Racing Corporation, Shuhei Nakamoto, merasa sedih dan mengaku kehilangan bintang masa depan.

"Kami sudah kehilangan seorang pebalap muda dan sangat berbakat. Shoya punya semangat juang yang tinggi, kami semua sangat merindukannya," ujar Nakamoto.
Kematian Tomizawa, merupakan yang pertama di arena balap motor sejak kisah tragis Daijiro Kato di Sirkuit Suzuka, Jepang, pada tahun 2003. Kato saat itu ia sedang beraksi di atas Honda RC211V.

Pembalap Gresini Racing itu tewas di hadapan pendukungnya sendiri di Sirkuit Suzuka. Kecelakaan terjadi di kecepatan 200km/jam. Ia kehilangan kendali di sebuah tikungan dan menghantam tembok pembatas.

Setelah Kato, Norifumi Abe juga tewas. Bedanya Abe tidak tewas akibat kecelakaan di sirkuit. Abe celaka di jalan raya ketika mengendarai skutik Yamaha T-Max. Ia menabrak sebuah truk yang melakukan U-turn di tempat yang tidak seharusnya pada bulan Oktober 2007.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komenin ya ? ya..? ya..?